DPRD Sikka Gelar Rapat Kerja Presentasi Proyek Perubahan Peserta PIM II

Admin SIKKA 11 Jul 2025 - 13:37 WITA dibaca : 112 x

DPRD Sikka Gelar Rapat Kerja Presentasi Proyek Perubahan Peserta PIM II

Maumere_ sikkakab.go.id,- Presentasi Peserta PIM II terkait Proyek Perubahan di Kabupaten Sikka digelar dalam rapat Kerja DPRD Kabupaten Sikka di Ruang Sidang Utama Lepo Kula Babong DPRD Kabupaten Sikka pada, Jumat (11/7/2025).

Rapat Kerja DPRD dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Sikka Stefanus Sumandi, S. Fil dan dihadiri oleh Anggota DPRD Kabupaten Sikka, Sekda Sikka Adrianus Firminus Parera, SE, M.Si, dan tamu undangan lainnya.

Presentasi ini merupakan tahapan penting yang harus dilakukan dalam pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan PIM II bagi pejabat eselon II. Empat Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama peserta PIM II yang mempresentasikan Proyek Perubahan dalam Rapat Kerja DPRD ini ialah Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Sikka Constantia Tupa Arankoja, S.Sos, Kepala Bapperida Kabupaten Sikka M. Movaldes Da Maga Bapa, ST. M.Eng, Kepala BKPSDMD Kabupaten Sikka Manyela Da Cunha, dan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sikka Paulus Prasetya, SE.

Ketua DPRD Kabupaten Sikka Stefanus Sumandi, S.Fil saat pembukaan rapat kerja menekankan pentingnya pengembangan SDM penyelenggara pemerintah melalui berbagai diklat termasuk PIM II.

"Kabupaten Sikka punya potensi SDM, alam, dan berbagai kebijakan. Dan semua potensi ini perlu dikelola oleh SDM penyelenggara pemerintah yang handal untuk kemakmuran rakyat.

Dengan demikian Proses pengembangan SDM pemerintah melalui diklat ini harus diikuti dan diketahui oleh DPRD dalam proses penyelenggaraan pemerintahan", tegas Stef Sumandi.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sikka Adrianus Firminus Parera selaku mentor atau pembimbing bagi para peserta PIM II sebelum presentasi materi Proyek Perubahan ini menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan DPRD Kabupaten Sikka tehadap upaya peningkatan sumber daya ASN melalui PIM II, dan pentingnya pejabat eselon II untuk mengikuti Diklat PIM II sebagai persyaratan menduduki jabatan.

"Di Sikka ini belum semua eselon II mengikuti diklat PIM II, namun Pemkab Sikka tetap mengupayakan kesempatan bagi pejabat eselon II untuk mengikutinya sebagai bagian penting untuk pengembangan kompetensi dan keahlian aparatur", papar Adrianus Firminus Parera.

Untuk kesempatan ini, lanjut Adrianus, 4 orang peserta PIM II yang telah melewati tahapan pembelajaran, pengkajian, dan pembimbingan akan melakukan presentasi Projek Perubahan di Kabupaten Sikka dengan topik yang berbeda di hadapan DPRD Kabupaten Sikka.

"Ini metode pembelajaran dan inovasi yang sangat bagus dari peserta PIM II untuk perubahan-perubahan strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Sikka”, Papar Adrianus Parera.

Untuk diketahui, 4 pejabat Eselon II dalam presentasi Proyek Perubahan ini masing-masing mengusung tema yang berbeda. Constantia Tupa Arankoja, presenter pertama dalam rapat kerja DPRD ini mengusung Terobosan AKSI SIKKA (Akselerasi Kolaborasi Pengendalian Inflasi Kabupaten Sikka).

Tema atau terobosan AKSI SIKKA ini menurut Constantia berkaitan erat dengan salah satu isu strategis dalam bidang ekonomi, pembangunan dan sumber daya alam yaitu belum optimalnya pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bdang perekonomian, khususnya pengendalian inflasi.

Hal ini, papar Constantia, dibuktikan dengan Maumere menjadi salah satu kota dari 10 kota kabupaten/kota se-Indonesia dengan inflasi di atas 2,5% sebanyak 3 kali selama tahun 2024, yakni Januari 3,57%, Februari 3,48%, dan dan desember 2,65%.

“Kondisi ini menjadi atensi khusus pemerintah pusat pada rakornas pengendalian inflasi 6 januari 2025, dan sesuai Berita Resmi Statistik (BRS) inflasi di Maunere pada Maret 2025 4,25%, April 2,35%, Mei 2,01%, dan Juni 3,44%”, kata Constantia.

Sebagaimana digambarkan dalam presentasi, Perkembangan inflasi ini mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat karena kenaikan harga-harga barang kebutuhan pokok, menurunnya kepercayaan masyarakat, dan terbatasnya akses kesehatan dan pendidikan.

Dengan isu dan permasalahan seperti ini maka kondisi yang diharapkan adalah melalui optimalisasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah bidang perekonomian(pengendalian inflasi) secara kolaboratif dan integratif oleh perangkat daerah atau instansi terkait melalui terobosan Akselerasi Kolaborasi Pengendalian Inflasi Kabupaten Sikka ( AKSI SIKKA).

Dan salah satu solusi real jangka pendek yang harus dilakukan untuk mewujudkan AKSI SIKKA menurut Konstantia adalah penyusunan Road Map pengendalian inflasi Kabupaten Sikka 2025-2027.

Selanjutnya prsesentasi Proyek Perubahan kedua disampaikan oleh Kepala Bapperida Kabupaten Sikka M. Movaldes Da Maga Bapa atau Femy Bapa. Materi atau tema umum yang dipaparkan Femy Bapa adalah Penguatan Tata Kelola Riset dan InovasiTerpadu Untuk Akselerasi Perencanaan Pembangunan Berbasis Evidence Di Kabupaten Sikka, dengan nama “SIKKARinTA”, (Sikka Riset dan Inovasi Terpadu untuk Akselerasi Perencanaan), yang digagas dengan Tagline” Riset Andal, Inovasi Tumbuh, Pembangunan Tangguh”.

Latar belakang proyek perubahan “SIKKARinTA” menurut M. Movaldes Da Maga Bapa adalah dalam konteks nasional, pemerintah pusat mendorong daerah untuk memperkuat pendekatan berbasis data, riset, dan inovasi, sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2025–2029 melalui pembangunan ekosistem riset dan inovasi.

Landasan ini menurut Femy Bapa, Kabupaten Sikka perlu segera merespons arah kebijakan ini untuk memastikan keberlanjutan pembangunan daerah yang adaptif, inovatif, dan berbasis bukti.

Melalui proyek perubahan ini, Papar Femy Bapa, penguatan tata kelola riset dan inovasi dilakukan secara terpadu dengan membangun sistem koordinasi lintas sektor, membentuk repositori digital hasil riset, dan mengintegrasikan evidence ke dalam siklus perencanaan pembangunan.

Upaya ini menurut Femy Bapa sangat penting untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan berbasis data dan riset yang akurat, menyiapkan Kabupaten Sikka menghadapi tantangan pembangunan masa depan dengan pendekatan berbasis data, dan meningkatkan Kapasitas sumber daya manusia (SDM) pemerintah daerah dalam memahami, mengelola, dan menerapkan hasil riset dalam perencanaan.

Dorongan dari Pemerintah pusat terkait proyek perubahan ini, kata Femy Bapa, diantaranya berupa peneydiaan Regulasi dan Kebijakan Nasional yang mendukung penguatan tata kelola riset dan inovasi.

Beberapa hal yang menjadi Tujuan proyek perubahan SIKKA RinTA sebagaimana ditegaskan oleh Femy Bapa adalah: Menetapkan agenda riset daerah tahunan sebagaia cuan perencanaan, Membangun pusat data dan inovasi daerah terintegrasi, Menjadi Kabupaten rujukan provinsi NTT dalam tata Kelola riset dan inovasi berbasis data, Pengesahan Peraturan Bupati tentang Tata Kelola Riset dan Inovasi.

Road Map Agenda Riset Daerah 5 tahun Kabupaten Sikka yang akan dilakukan menurut Kepala Baperida Kabupaten Sikka ini adalah Pengentasan kemiskinan ekstrim, peningkatan kualitas SDM, sektor unggulan daerah, inovasi ekonomi lokal dan digital, lingkungan hidup dan ketahan iklim, dan sektor penting lainnya.

Menurut M. Movaldes Da Maga Bapa dalam presentasi ini, yaitu bahwa SIKKARinTA yang diusung sejalan dengan Ringkasan Kebiajakan (Policy Brief) Rekomendasi Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Sikka dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Sikka 2025-2029, dimana salah satunya adalah perlunya tata kelola pemerintahan yang kolaboratif dan berbasis data.

Sementara presenter ketiga Kepala BKPSDMD Kabupaten Sikka, Manyela Da Cunha yang mengusung tema Proyek Perubahan Aksi Pro ASN atau Akselerasi Peningkatan Profesionalitas ASN Kabupaten Sikka. Di awal presentasi Manyela Da Cunha menegaskan bahwa profesionalitas ASN merupakan kunci keberhasilan ASN dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.

Terkait tingkat profesionalitas ASN Kabupaten Sikka Manyela Da Cunha menjelaskan bahwa kondisi saat ini nilai profesionalitas ASN berada pada kategori sedang dengan nilai 75,31 di tahun 2023 dan 76,84 di tahun 2024.

Penyebab nilai profesionalitas ASN menurut Manyela adalah Kurangnya pemahaman perhitungan analisis jabatan Analisis Beban Kerja dan formasi jabatan dari kemenpan RB, dan kurangnya anggaran untuk diklat.

Dan dari kondisi ini, kata Manyela Da Cunha mengakibatkan kinerja ASN kurang optimal, dan kurangnya kualitas pelayanan publik yang diberikan ASN. Sehubungan dengan Proyek Perubahan Aksi Pro ASN atau Akselerasi Peningkatan Profesionalitas ASN Kabupaten Sikka dalam diklat PIM II ini maka Kondisi yang diharapkan adalah meningkatkan nilai profesionalitas ASN agar berada pada kategori tinggi, yang oleh Kaban BKPSDMD Kabupaten Sikka akan dilakukan melalui beberapa Solusi, baik jangka panjang, menengah, dan pendek antara lain :

Mengembangkan managemen talenta dalam rangka mewujudkan konsep The Right Man on The Right Place, melaksanakan kerjasama dengan lembaga-lembaga pelatihan dan perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan kompetensi ASN Kabupaten Sikka (LAN, BKN, Undana), dan menyusun surat edaran dalam rangka pengembangan kompetensi ASN.

Peserta PIM II terakhir yang mempresentasikan Proyek Perubahan adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Keuangan Kabupaten Sikka Paulus Prasetya, SE yang mengusung subtansi materi berjudul “TAPAK SIKKA “, atau Tata Aset untuk PAD Kuat menuju Sikka Baru yang Mandiri.

Di hadapan peserta rapat kerja DPRD Paul Prasetya menggambarkan secara detail pesan atau makna filosofis judul proyek perubahan yang diusung.
“TAPAK SIKKA, mengandung filosofi tentang pijakan yang kuat dalam tata kelola aset daerah, yang menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan kemandirian daerah”, papar Paul.

Tata Aset menunjukkan fokus utama proyek, yaitu pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah secara lebih optimal. PAD Kuat menekankan tujuan utama proyek, yaitu meningkatkan PAD sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan.

Sikka Baru yang Mandiri menggambarkan visi jangka panjang,yaitu menciptakan Kabupaten Sikka yang lebih mandiri secara ekonomi melalui pengelolaan aset yang lebih baik.

Beliau juga merangkum tagline atau judul ini dalam gambar atau figurasi Telapak Kaki Kanan betuliskan Tapak Sikka yang dipadukan dengan warna biru dongker dan kuning keemasan. Pesan atau makna filosofis yang terkandung dalam gambar ini menurut Paul Prasetyo adalah :

Telapak kaki kanan menggambarkan langkah awal yang kokoh, pondasi untuk perubahan. Telapak kanan juga bermakna langkah awal yang bersifat positif dan aktif.

Telapak membentuk huruf S yang merujuk pada huruf depan nama Kabupaten Sikka, sebagai langkah nyata dari daerah untuk menegakkan eksistensinya melalui tata kelola aset yang produktif.

Warna biru dongker & kuning keemasan, warna khas lembaga keuangan, perwujudan dari BPKAD. Warna biru menggunakan gradasi warna, melambangkan semangat inovatif yang dinamis, dan Tulisan TAPAK SIKKA merupakan branding dari proyek perubahan.

Selanjutnya Kepala BPKAD Kabupaten Sikka ini menggambarkan kondisi pemanfaatan aset daerah Kabupaten Sikka saat ini yang disebutnya belum optimal. Hal ini menurut Paul Prasetya berdasarkan data disebabkan beberapa faktor antara lain :

Terdapat tanah pemda seluas 42,39ha(69,49%)dari total 62,88 ha belum dimanfaatkan, Target PAD dari pemanfaatan aset yang dikelola BPKAD Rp.800jt/tahun, Informasi data aset daerah tersedia secara manual(belum ada dashboard dan modul pemanfaatan aset yang terintegrasi dengan e-BMD), dan Fungsional Penilai Aset daerah hanya 1 orang.

Penyebab pemanfaatan aset daerah yang belum optimal menurut Paul Prasetya disebabkan karena beberapa hal antara lain belum ada regulasi teknis untuk mendukung OPD pengelola aset terkait optimalisasi aset daerah, belum ada dashboard dan modul pemanfaatan aset yang terintegrasi dengan e-BMD, tidak adanya program peningkatan kapasitas SDM terkait tata kelola aset.

Berdasarkan kondisi yang dihadapi ini Kepala BPKAD melakukan inovasi strategis melalui terobosan TAPAKSIKKA“TataAset untuk PAD Kuat menuju Sikka Baru yang Mandiri”.

Paul Prasetya menegaskan bahwa TAPAKSIKKA merupakan terobosan untuk melakukan transformasi paradigma pengelolaan aset dari pendekatan administrasi inventarisasi semata menuju pengelolaan aset yang produktif dan bernilai ekonomi.

Terobosan ini, lanjutnya, akan mewujudkan kondisi pengelolaan aset kabupaten yang diharapkan yaitu Peningkatan tata kelola pemanfaatan ase tdaerah yang lebih optimal dan berdayaguna.

Di akhir presentasi Ketua DPRD Kabupaten Sikka dan anggota DPRD menyampaikan apresiasi kepada 4 pejabat eselon II yang mengikuti PIM II dengan proyek perubahan yang dilakukan melalui kajian dan pendekatan keilmuan yang kredibel berdasarkan bidang kajian yang diteliti.

“Semoga terobosan, gagasan, dan kajian ini membawa perubahan signifkant dalam tata kelola pemerintahan di Kabupaten Sikka demi kemakmuran masyarakat Kabupaten Sikka”, Kata Stef Sumandi.

Untuk diketahui 4 orang Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kabupaten Sikka yang melakukan presentasi Proyek Perubahan ini sedang mengikuti Diklat PIM II sejak Maret 2025 yang merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan kompetensi SDM Aparatur negara. Diklat ini diikuti baik secara online maupun offline. Setelah presentasi ini akan dilanjutkan dengan ujiaan akhir yang akan berlangsung di LAN Jakarta pada 29 Juli 2025.
Butuh bantuan?