
Pembangunan Puskesmas Nanga Dimulai, Kadis Kesehatan Sikka : Ini Jawaban dari Sebuah Penantian Panjang
Maumere_ sikkakab.go.id,- Harapan masyarakat Kecamatan Lela akan fasilitas kesehatan yang lebih layak akhirnya terwujud. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, dalam sambutannya saat peletakan batu pertama pembangunan Puskesmas Nanga, yang berlangsung di Desa Lela, Kecamatan Lela, Senin (14/7/2025).
Dalam sambutannya, Herlemus mengungkapkan bahwa bangunan lama Puskesmas Nanga telah berusia lebih dari 30 tahun, dibangun pasca-gempa pada tahun 1993. Selama bertahun-tahun, usulan pembangunan gedung baru selalu diajukan, namun belum terealisasi hingga akhirnya terejawab di tahun 2025.
“Ini adalah jawaban dari sebuah penantian panjang. Selama ini bangunan puskesmas lama tidak lagi representatif dan tidak maksimal dalam memberikan layanan kesehatan,” ujar Petrus Herlemus.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pembangunan gedung baru Puskesmas Nanga dikerjakan oleh CV. Bintang Pertama, dengan nilai kontrak sebesar Rp 6,4 miliar yang bersumber dari dana APBD. Menurutnya, angka ini cukup menggembirakan, namun perlu disikapi dengan kehati-hatian dan tanggung jawab tinggi agar tidak menjadi bumerang.
“Angka ini bisa menggembirakan, tapi juga bisa menjerumuskan kalau kita tidak hati-hati dalam pelaksanaannya,” tegasnya.
Herlemus juga memaparkan bahwa proses pelelangan hingga pelaksanaan peletakan batu pertama memakan waktu cukup lama karena harus menyesuaikan dengan sejumlah regulasi terbaru berdasarkan rekomendasi Inspektorat. Adapun masa pekerjaan konstruksi ditetapkan selama 180 hari kalender, dan dijadwalkan selesai pada 31 Desember 2025.
Meski demikian, ia optimis proyek ini dapat selesai lebih cepat dengan kualitas yang baik, karena adanya sistem pengawasan berlapis yang melibatkan pengawas teknis, Inspektorat, serta partisipasi masyarakat.
“Kami targetkan Februari 2026 Puskesmas ini sudah bisa diresmikan dan difungsikan. Tapi jika proses berjalan lancar, sangat mungkin selesai lebih cepat,” tambahnya.
Dalam perencanaan awal, bangunan ini ditujukan untuk layanan rawat jalan, namun desain yang disiapkan juga memungkinkan untuk pengembangan menjadi layanan rawat inap di masa mendatang.
Herlemus berharap dengan hadirnya gedung baru ini, pelayanan kesehatan di Kecamatan Lela semakin optimal, dan berdampak langsung pada penurunan kasus stunting, gizi buruk, gizi kurang, dan angka kesakitan lainnya.
“Gedung ini bukan sekadar bangunan fisik, tapi simbol dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,” tutup Herlemus.
Selama masa pembangunan, layanan kesehatan Puskesmas Nanga akan dialihkan sementara ke Gedung Akper St. Elisabeth yang berada dalam kompleks Rumah Sakit St. Elisabeth Lela.
Dalam sambutannya, Herlemus mengungkapkan bahwa bangunan lama Puskesmas Nanga telah berusia lebih dari 30 tahun, dibangun pasca-gempa pada tahun 1993. Selama bertahun-tahun, usulan pembangunan gedung baru selalu diajukan, namun belum terealisasi hingga akhirnya terejawab di tahun 2025.
“Ini adalah jawaban dari sebuah penantian panjang. Selama ini bangunan puskesmas lama tidak lagi representatif dan tidak maksimal dalam memberikan layanan kesehatan,” ujar Petrus Herlemus.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pembangunan gedung baru Puskesmas Nanga dikerjakan oleh CV. Bintang Pertama, dengan nilai kontrak sebesar Rp 6,4 miliar yang bersumber dari dana APBD. Menurutnya, angka ini cukup menggembirakan, namun perlu disikapi dengan kehati-hatian dan tanggung jawab tinggi agar tidak menjadi bumerang.
“Angka ini bisa menggembirakan, tapi juga bisa menjerumuskan kalau kita tidak hati-hati dalam pelaksanaannya,” tegasnya.
Herlemus juga memaparkan bahwa proses pelelangan hingga pelaksanaan peletakan batu pertama memakan waktu cukup lama karena harus menyesuaikan dengan sejumlah regulasi terbaru berdasarkan rekomendasi Inspektorat. Adapun masa pekerjaan konstruksi ditetapkan selama 180 hari kalender, dan dijadwalkan selesai pada 31 Desember 2025.
Meski demikian, ia optimis proyek ini dapat selesai lebih cepat dengan kualitas yang baik, karena adanya sistem pengawasan berlapis yang melibatkan pengawas teknis, Inspektorat, serta partisipasi masyarakat.
“Kami targetkan Februari 2026 Puskesmas ini sudah bisa diresmikan dan difungsikan. Tapi jika proses berjalan lancar, sangat mungkin selesai lebih cepat,” tambahnya.
Dalam perencanaan awal, bangunan ini ditujukan untuk layanan rawat jalan, namun desain yang disiapkan juga memungkinkan untuk pengembangan menjadi layanan rawat inap di masa mendatang.
Herlemus berharap dengan hadirnya gedung baru ini, pelayanan kesehatan di Kecamatan Lela semakin optimal, dan berdampak langsung pada penurunan kasus stunting, gizi buruk, gizi kurang, dan angka kesakitan lainnya.
“Gedung ini bukan sekadar bangunan fisik, tapi simbol dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,” tutup Herlemus.
Selama masa pembangunan, layanan kesehatan Puskesmas Nanga akan dialihkan sementara ke Gedung Akper St. Elisabeth yang berada dalam kompleks Rumah Sakit St. Elisabeth Lela.